BUTONNEWS.COM: BATAUGA–Kabupaten Buton Selatan prevalensi stunting masih sangat tinggi. Pada tahun 2021 stunting mencapai 35,7 persen dan Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) sebesar 45,2 persen.
Ini menempatkan posisi Kabupaten Buton Selatan diantara kabupaten lain di
Sulawesi Tenggara menjadi peringkat pertama tertinggi. Oleh karena itu
pemerintah Kabupaten Buton Selatan berkomitmen kuat untuk menekan prevalensi stunting.
Pj Bupati Busel La Ode Budiman mengatakan saat ini, satu dari tiga balita Indonesia mengalami stunting. Persoalan ini bukan persoalan bangsa di masa sekarang saja, melainkan menyangkut masa depan karena anak-anak itu adalah generasi penerus. Mereka lah masa depan kita.
Menurutnya, bagaimana bisa mencapai visi
Indonesia Emas tahun 2045 kalau modal dasarnya, yaitu anak-anak bangsa, mengalami stunting, terganggu perkembangan kognitif dan kesehatannya.
Dikatakan, berangkat dari persoalan diatas pada bulan Agustus 2021 yang lalu, Presiden telah menandatangani Peraturan Presiden No. 72 tentang Percepatan penurunan Stunting. Substansinya mengadopsi Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting 2018-2024.
Progres pemerintah pusat sangat jelas
menurunkan prevalensi stunting hingga 14 persen target Sustainable Development Goals (SDGs), kita pada tahun 2024. Pada tahun 2030, sesuai dengan harap prevalensi stunting sudah 0 (nol) di negara ini.
Target Pemkab, lanjut dia, diharapkan sesuai Renstra Pemkab Busel pada tahun 2022 harus bisa menurunkan prevalensi stunting sampai 30 persen. Tahun 2023 target yang ingin dicapai menjadi 26 persen dan 2024 menjadi 24 persen.
Dan Pemkab Busel sangat mengharapkan adanya peran aktif dari semua stakeholders terkait untuk mencapai target yang dimaksud. Untuk menurunkan target diatas bukan menjadi perkara yang gampang tetapi butuh
Sejak tahun 2019 yang lalu seluruh 514 Bupati dan Wali Kota seluruh Indonesia telah menandatangani komitmen bersama untuk melakukan percepatan penurunan stunting
Ia menegaskan, pertemuan Rembuk tunting Tingkat kabupaten Buton Selatan menjadi roh dan dalam penyemangat pertemuan ini saya ingatkan dua hal pokok berikut pelaksanaan percepatan penurunan stunting.
Pertama, percepatan stunting penurunan
memerlukan komitmen yang kuat dari kita semua tidak hanya komitmen di tingkat kabupaten atau dalam ruangan ini, Komitmen ini harus tetap dijalankan betul-betul dibuktikan pelaksanaannya tingkat kecamatan, desa dan kelurahan.
Kedua, kolaborasi berbagai pihak menjadi kunci untuk memastikan konvergensi antar program hingga ke tingkat desa/kelurahan untuk menurunkan stunting. Upaya ini tidak bisa hannya dilakukan oleh satu OPD saja.
“Tetapi upaya penurunan stunting membutuhkan keterlibatan semua pihak, termasuk pemerintah daerah desa/kelurahan, akademisi, media, swasta, lembaga swadaya masyarakat, dan mitra pembangunan, ” tegasnya.
Ia juga mendesak, Kepala Dinas DPPKB Busel sebagai Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting, untuk menguatkan kepentingan koordinasi tingkat dengan pemangku daerah, hingga desa/kelurahan. Pelibatan dan kerja kolaboratif di seluruh tingkatan pemerintahan sangat penting untuk mengawal konvergensi program/kegiatan dalam upaya mencapai target penurunan stunting.
Untuk Kepala Dinas Kesehatan Busel, agar memastikan bahwa intervensi dan sumber daya yang diperlukan untuk percepatan penurunan stunting tersedia, dan menjangkau hingga kelompok sasaran, yaitu remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita.
Kemudian tugas Kepala Bapeda Kabupaten Buton Selatan sebagai wakil ketua pelaksana dalam perencanaan, pemantauan dan evaluasi dapat memantau dan mengevaluasi pelaksanaan percepatan penurunan stunting ini. Jika ditemukan isu yang dapat menghambat pencapaian target, agar segera diatasi.
“Saya meminta kepada para Camat, Kepala Desa dan Lurah untuk memastikan percepatan penurunan stunting sebagai prioritas di wilayah, dan dipastikan bahwa setiap intervensi yang diperlukan sampai hingga ke tingkat keluarga yang
dikategorikan rawan stunting, ” harapnya.
Kemudian kepada para akademisi, lembaga swadaya masyarakat, swasta, mitra pembangunan, dan media. Ia juga meminta agar dapat mendukung dan mengawal pelaksanaan percepatan penurunan
stunting di Kabupaten Buton Selatan.
“Pemerintah tidak mungkin bekerja sendirian, tetapi memerlukan kolaborasi dan dukungan dari saudara-saudara sekalian, ” tukasnya.
Ia menambahkan, masa depan kita tergantung pada aksi dan langkah kolaboratif yang lakukan sekarang. Dalam menyongsong masa depan, harus optimis namun tidak boleh lengah. Anak-anak bangsa di daerah Kabupaten Busel adalah bagian dari masa kini dan masa depan. Sekarang rawat mereka, kelak mereka yang merawat daerah ini.(rds)