BUTONNEWS. COM : BATAUGA–SMPN 2 Batauga menyelenggarakan penutupan pesantren Ramadhan 1444 hijriah di ruangan Laboratorium, Jumat (31/3/2023). Dalam materi kegiatan pesantren siswa-siswa menerima ilmu tentang ibadah, akidah dan akhlak, AlQuran, muamalah.
Hadir dalam acara penutupan pesantren ini penceramah La Saniru, SSos, Ketua Komite SMPN 2 Batauga, Babinsa Poogalampa, Dewan guru keluarga besar SMP 2 Batauga dan siswa-siswi. Meski diguyur hujan namun tak menyurutkan semangat siswa -siswi hadir mengikuti kegiatan ini.
Rangkaian penutupan pesantren diisi salawatan yang dipimpin salah seorang guru dan diikuti seluruh siswi dan siswa, Tadarus AlQuran yang lantunkan siswa-siswi. Serta buka puasa bersama dan dilanjutkan salat maghrib secara berjamaah.
Kepala SMP 2 Batauga, La Ode Rasidi, SPd menyatakan, kegiatan seperti itu sudah rutin diselenggarakan disekolahnya. Kegiatan hari ini bagian dari rentetan dari kegiatan sejak hari senin sampai Kamis lalu yakni pesantren Ramadhan.
Kata dia, pesantren Ramadhan ini mendapat respon positif siswi. Dalam materi kegiatan pesantren siswa-siswinya menerima materi tentang ibadah, akidah dan akhlak, AlQuran, muamalah.
Ia berharap dengan kegiatan pesantren Ramadhan ini siswa-siswinya mengamalkan seluruh materi yang didapat dalam kehidupan sehari-hari. Baik lingkungan sekolah, lingkungan di rumah. Lebih luas lagi keseharian siswa dan siswi dilingkungan masyarakat.
La Ode Rasidi juga mengharapkan guru dan siswa-siswinya memanfaatkan Ramadhan ini untuk meningkatkan ibadah. Sehingga bisa mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya. Serta meningkatkan iman dan takwa. Pun semangat ibadah tetap dipertahankan dan ditingkatkan bisa berlanjut 11 bulan lainya diluar bulan puasa.
“Semoga kita semua siswa dan siswi dapat menjaga nama baik sekolah. Semoga materi pesantren dapat diaplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari di lingkungan sekolah, dan semakin meningkat iman dan takwa. Semangat Ramadhan ini tetap dijaga sehingga 11 bulan berikutnya iman dan takwa semakin meningkat,” harapnya.
Ia menambahkan siswa-siswi SMP 2 Batauga ada yang dari Desa Pogalampa Kecamatan Batauga dan Desa Bangun, Kecamatan Sampolawa. Ia berharap dengan kebersamaan ini dapat semakin memperkokoh tali silaturahmi dan persaudaraan dua desa bahkan dua kecamatan yang berbatasan itu.
Sementara itu dalam tausyiah La Saniru SSos menyampaikan, meski hujan tak luntur dan tetap kokoh untuk menghadiri penutupan pesantren.
Ia juga mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan pesantren Ramadhan yang diisi beberapa kegiatan ibadah di SMP 2 Batauga. Bahkan diacara penutupan itu dikemas cukup berkesan dihatinya. Pasalnya dibandingkan sekolah sebelumnya ia kunjungi sampaikan materi. Di SMPN 2 diisi dengan kegiatan salawat, tadarus bersama.
Ia heran padahal SMPN 2 Batauga sekolah kecil jumlah siswanya juga sedikit. Namun antusias semangat kebersamaan menghadiri kegiatan itu sangat tinggi. Beda dengan yang lain yang sudah ia sambangi. Saniru pun heran.
Dalam tausyiahnya ia mengingatkan para siswa untuk mengingat kehidupan hari akhirat. Setelah kehidupan didunia ini. Karena itu ia berpesan agar menyiapkan bekal pahala sebanyak-banyaknya menuju hari esok. Menyiapkan bekal ilmu dan takwa.
“Yakni menyiapkan bekal ilmu dan takwa. Ada ilmu tapi tidak ada takwa, ada takwa tapi tidak ada ilmu maka tidak ada arti apa-apanya. Karena itu dua duanya harus sejalan. Bekal iman dan takwa, ” kuncinya.
Ia memaparkan dalam hadis Nabi Muhammad SAW, pertama celaka hambaku ketika ketemu ramadhan tapi berlalu begitu saja. Ia berpuasa tapi dosanya tidak terampuni dosa-dosanya. Hanya lapar dan haus yang didapatnya. Padahal bulan Ramadhan itu sebuah kewajiban untuk meningkatkan iman dan takwa.
Kedua, celaka bagi umat manusia ketemu orang tuanya tapi tidak masuk surga. Yakni celaka anak yang durhaka sama orang tuanya. Mendurhakai guru maka akan masuk neraka.
Ketiga, ia meminta siswa-siswi memperbanyak bersalawat kepada nabi Muhammad SAW.
Tak hanya itu La Saniru juga mengingatkan, Ada lima dosa puasa menjadi siasia, suka bohong. Pertama Berpuasa tapi bohong. Maka puasanya menjadi siasia. Kedua, suka adu domba. Ketiga ghibah. Keempat sumpah palsu. Kelima memandang penuh syahwat.
“Tantangan generasi saat ini adalah adanya HP. Semua bisa ditentukan melalui ujung jari. HP disalagunakan, ada hoax, bisa digunakan pornografi. Olehnya itu siswa-siswi sekalian berpegang teguh pada agama. Iman dan takwa, ” harapnya.
Di akhir tausiahnya ia mengingatkan pentingnya menuntut ilmu sehingga dapat meningkatkan derajat. Ilmu bisa membedakan mana laranganNYA mana perintahNYA. Itulah pentingnya ilmu. Maka menuntut ilmu adalah kewajiban. Miliki ilmu untuk bekal dunia dan akhirat kelak. (red)