BUTONNEWS. COM: BATAUGA–Dunia pendidikan di Kabupaten Buton Selatan kembali tercoreng. 17 orang anak SMP Negeri di salah satu sekolah di Kecamatan Sampolawa menjadi korban pencabulan. Diduga kuat pelakunya oleh oknum gurunya sendiri inisial R (44).
Dari hasil penelusuran sementara terungkap baru 17 orang anak laki-laki yang mengaku menjadi korbannya. Dua orang siswa mengaku berulang kali dilakukan pencabulan. Empat orang terungkap hanya sekali mengalami pencabulan.
Dari pengakuan korban diiming-imingi uang Rp 15 ribu hingga Rp 50 ribu, handphone, dibelikan baju baru hingga headset. Pelaku juga membawa korbanya di tempat sunyi. Bahkan paling parah korban mengaku dicabuli di ruangan perpustakaan sekolahnya.
Korban lain juga mengaku diajak dan dijemput pelaku kemudian di bonceng untuk jalan-jalan setelah itu berhenti di jembatan sunyi kemudian dicabuli.
“Disekolah pernah di ruangan perpustakaan. Dia bilang kita kayak orang pacaran. Biasa saja. Sempat diajak jalan-jalan. Dikasi uang. Setauku awalnya hanya saya. Pak guru itu datang jalan jemput di rumah, ” ujar salah seorang korban dihadapan polisi dan Unit PPA Busel, Senin (29/1/2024).
Para korban mengaku diancam terduga pelaku. Korbanya ada yang masih duduk di kelas 7 dan 9.
Kepala Sekolah, H mengaku, pihaknya sudah melakukan identifikasi korban. Ada 17 orang yang mengaku dicabuli. Enam orang sudah dicabuli kategori berat. Sedangkan lainya hanya di sentuh.
Para guru disekolah dan siswa awalnya tidak curiga. Karena dalam batas wajar antara guru dan siswa. Namun para korban merasa kelainan dan keanehan serta tak nyaman lagi dengan perlakuan guru bahasa Inggris itu kepada korban.
Menurutnya, terduga pelaku merupakan berstatus PNS guru penggerak mengampu mata pelajaran Bahasa Inggris. Terduga pelaku kurang lebih dua tahun mengajar di sekolah tersebut.
Untuk mengantisipasi hal tak diinginkan dan jumlah korban lebih banyak lagi. Pihak sekolah sudah menggelar rapat bersama komite dan orang tua siswa-siswi. Kesimpulannya guru itu dibebas tugaskan dari sekolah sejak 26 Januari 2024. Pihaknya juga sudah melaporkan kasus ini ke Dinas Pendidikan Busel.
Ia juga mengaku guru yang bersangkutan mengakui perbuatanya. Ia juga tak menyangka oknum guru tersebut melakukan tindakan dugaan pencabulan yang tak bermoral dan berperikemanusiaan itu.
“Pelaku mengakui perbuatanya. Dia datang ke rumah saya dan mengakui. Untuk sementara kami di sekolah bebas tugaskan atau dihentikan jam mengajarnya. Kasus ini juga saya sudah laporkan ke atasan kami di Dinas Pendidikan, ” ujarnya.
Ia juga mengaku, ia tak menaruh curiga karena kedekatan dengan siswa laki-laki. Pikiran guru lainya itu biasa hubungan guru dengan siswa.
Kasus ini terungkap saat salah seorang siswa bercerita terkait keanehan tersebut kepada salah seorang guru lainya. Kemudian pihak sekolah mengumpulkan siswa-siswi untuk diidentifikasi awal.
Kasus ini sudah diadukan di Polsek Sampolawa dengan nomor polisi : LP/B/1/I /2024/SPKT/Polsek Sampolawa/Polres Buton/Polda Sulawesi Tenggara tertanggal 29 Januari 2024.
Kapolsek Sampolawa Iptu Herman Mota membenarkan peristiwa tersebut. Pihaknya sudah menerima laporan dua orang anak. Saat ini sementara dalam proses penyelidikan untuk ditindaklanjuti. Pihaknya juga masih melakukan pengembangan terhadap kasus ini.
Ia mengaku dari informasi awal ada sekitar 17 orang anak yang jadi korban. Enam diantaranya sudah mengalami pencabulan. Pihaknya masih melakukan penyelidikan agar kasus ini terang benderang.
“Terduga pelaku ini mengajar di sekolah itu sekitar dua tahun. Jadi kita masih berproses selidiki dan tindak lanjuti, ” ujarnya. (adm)