Raizal Rezky : Oknum Guru Terduga Pelaku Pencabulan Bukan Guru Penggerak

0
992
Sejumlah guru yang tergabung dalam komunitas guru penggerak Busel.

BUTONNEWS.COM: BATAUGA-Koordinator Komunitas Guru Penggerak Kabupaten Buton Selatan Raizal Rezky, membantah oknum guru terduga pelaku pencabulan 17 anak salah satu SMP di Sampolawa merupakan guru penggerak.

Ia sangat menyayangkan dengan pemberitaan bahwa terduga pelaku pencabulan adalah berasal dari guru penggerak. Sementara yang sebenarnya pelaku adalah oknum yang tidak ada sangkut pautnya dengan guru penggerak.

“Yang bersangkutan bukan bagian dari guru penggerak” ujarnya.

Dijelaskan, program pendidikan guru penggerak di kabupaten Buton Selatan telah berhasil mencetak guru penggerak berjumlah 12 orang. Semuanya tergabung dalam satu komunitas guru penggerak.

“Kebetulan yang guru penggerak kami ini tersebar dari beberapa sekolah di kabupaten Buton Selatan. Akan tetapi tidak ada satu pun dari kami yang bertugas di sekolah tempat kejadian perkara ” ujarnya.

Ia menambahkan program pendidikan komunitas guru penggerak itu terbagi tiga komponen. Yang pertama, sebagai fasilitator yang mengajar melalui daring. Kedua, pengajar praktik yang membina melalui luring. Dan yang ketiga guru penggerak.

“Kami ingin berita yang sudah terlanjur diterbitkan segera diklarifikasi, agar tidak menjadi polemik yang bisa menurunkan rasa percaya dari kalangan pendidik terhadap kami, ” tambahnya.

Sebelumnya seperti diberitakan media ini, Kepala Sekolah tempat terduga pelaku, Halim mengaku, pihaknya sudah melakukan identifikasi korban di sekolahnya. Ada 17 orang yang mengaku dicabuli. Enam orang sudah dicabuli kategori berat. Sedangkan lainya hanya di sentuh.

Para guru di sekolah dan siswa awalnya tidak curiga. Karena dalam batas wajar antara guru dan siswa. Namun para korban merasa kelainan dan keanehan serta tak nyaman lagi dengan perlakuan guru bahasa Inggris itu kepada korban.

Menurutnya, terduga pelaku merupakan berstatus PNS guru penggerak mengampu mata pelajaran Bahasa Inggris. Terduga pelaku kurang lebih dua tahun mengajar di sekolah tersebut. Ia merupakan pindahan dari daerah lain.

Untuk mengantisipasi hal tak diinginkan dan jumlah korban lebih banyak lagi. Pihak sekolah sudah menggelar rapat bersama komite dan orang tua siswa-siswi. Kesimpulannya guru itu dibebas tugaskan dari sekolah sejak 26 Januari 2024. Pihaknya juga sudah melaporkan kasus ini ke Dinas Pendidikan Busel.

Ia juga mengaku guru yang bersangkutan mengakui perbuatanya. Ia juga tak menyangka oknum guru tersebut melakukan tindakan dugaan pencabulan yang tak bermoral dan berperikemanusiaan itu.

“Pelaku mengakui perbuatanya. Dia datang ke rumah saya dan mengakui. Untuk sementara kami di sekolah bebas tugaskan atau dihentikan jam mengajarnya. Kasus ini juga saya sudah laporkan ke atasan kami di Dinas Pendidikan, ” ujarnya.

Ia juga mengaku, ia tak menaruh curiga karena kedekatan dengan siswa laki-laki. Pikiran guru lainya itu biasa hubungan guru dengan siswa.

Kasus ini terungkap saat salah seorang siswa bercerita terkait perilaku keanehan tersebut kepada salah seorang guru lainya.

Kasus ini sudah diadukan di Polsek Sampolawa dengan nomor polisi : LP/B/1/I /2024/SPKT/Polsek Sampolawa/Polres Buton/Polda Sulawesi Tenggara tertanggal 29 Januari 2024.

17 orang anak laki-laki SMP Negeri di salah satu sekolah di Kecamatan Sampolawa menjadi korban dugaan pencabulan. Diduga kuat pelakunya oleh oknum guru pria inisial R (44). (adm)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini