Kemensos RI Serahkan Bantuan 17 Anak Korban Dugaan Kasus Pencabulan

0
272
Kemensos RI memberikan bantuan kepada korban dugaan kasus pelecehan seksual di Sampolawa.

BUTONNEWS.COM: BATAUGA–Dugaan kasus pelecehan seksual 17 anak dibawah umur di salah satu SMP di Kecamatan Sampolawa, Kabupaten Buton Selatan mendapat perhatian Kementrian Sosial RI.

Bagaimana tidak, Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial sentra Meohai Kendari merespon cepat dan menerjunkan tim work ke lokasi sasaran. Untuk melakukan asesmen didampingi petugas Dinas Sosial Busel.

Ikut mendampingi Satuan Bhakti Pekerja Sosial Anak (Sakti Peksos). Dan difasilitasi salah satu Kabid dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Busel. Pendampingan dilaksanakan sejak tanggal 2-4 Februari 2024.

Tim yang diturunkan untuk melakukan penilaian dari Kementrian Sosial RI sebanyak lima tim. Termaksud satu orang dari Koordinator Sakti Peksos anak Provinsi Sultra. Tim tersebut dipimpin Bayu Bagaskoro.

Ia menjelaskan, maksud dari asesmen itu untuk menggali informasi selengkapnya-lengkapnya dari korban. Juga untuk mengetahui kondisi psikologis korban. Memotivasi semangat belajar dan untuk tetap bersekolah.

“Juga untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi keluarga korban, ” ujar Bayu Bagaskoro.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Busel melalui Kabid Rehabilitasi Sosial Haryadi menyatakan, pihaknya mendampingi tim sekaligus ikut melakukan asesmen dan melakukan koordinasi terhadap pihak-pihak terkait.

Pun juga melakukan pendampingan terhadap para anak yang menjadi korban saat pemeriksaan sebagai saksi di Polsek Sampolawa.

Haryadi berharap kepada masyarakat segera memberikan informasi kepada petugas seperti kepolisian, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Busel (DP3A), UPTD (DP3A) serta Dinsos. Apabila di lingkungannya ada masalah sosial.

Dinsos Busel melalui Kabid Rehabilitasi Sosial mendampingi korban dugaan kasus pelecehan seksual di Polsek Sampolawa

“Seperti masalah kekerasan terhadap anak, kasus Ruda Paksa (Pemerkosaan), korban perdagangan orang, kasus pelecehan kekerasan seksual dan pencabulan, ” ujarnya.

Haryadi menyebutkan, dari 17 anak yang mengalami pelecehan seksual. Dua orang anak menjadi korban yang dilakukan asesmen. Secara psikologi mereka masih merasa tidak nyaman. Secara ekonomi mereka rata-rata dari keluarga kurang mampu.

Sehingga Kementrian Sosial melalui Sentra Meohai Kendari segera memberikan atensi (Asistensi Rehabilitasi Sosial). “Bantuan itu diberikan pada hari ke tiga yakni tanggal 4 Februari 2024 berupa nutrisi, sembako, serta perlengkapan sekolah (Buku, bulpoint, seragam sekolah, kaos kaki, sepatu dan tas sekolah. Dan untuk anak kelas 9 diberikan baju putih dan celana abu-abu serta seragam pramuka untuk persiapan masuk sekolah SMA, ” katanya.

Dalam penyerahan bantuan atensi tersebut didampingi pula Petugas Pawaslu setempat. Hal ini agar tidak menimbulkan salah paham. Karena tahun ini ada agenda politik.

“Bantuan ini tidak ada kaitannya dengan unsur politik. Bantuan tersebut murni samata-mata untuk membantu mereka untuk meningkatkan semangat belajar dan tetap semangat lanjut sekolah. Semoga bantuan ini dapat bermanfaat juga meringankan beban ekonomi keluarga serta dapat meningkatkan semangat belajar serta semangat untuk lanjut sekolah,” harapnya. (adm)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini